HOREEEEEEEEEEE

HOREEEEEEEEEEE

Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika

Jumat, 06 Januari 2012

contoh HLT


LEARNING ACTIVITY

Langkah 1.
ü    Siswa memahami apa itu relasi melalui sebuah cerita ilustrasi.
Misalkan:
Via , Andre dan Ita mempunyai kesukaan makanan yang berbeda-beda, yaitu:
Via senang permen dan coklat
Andre senang coklat dan es krim
Ita suka es krim
Dari contoh di atas dapat dibuat dua himpunan, yaitu :
-Himpunan A adalah himpunan nama orang
A = { Via, Andre, Ita }
-Himpunan B adalah himpunan makanan kesukaan
 B = { es krim, coklat, permen }
Dua buah himpunan tersebut memiliki hubungan atau relasi ‘menyukai makanan’.

ü Siswa mencoba menggambar diagram panah, diagram cartesius, dan pasangan berurutan dari cerita ilustrasi yang telah diberikan.

a.Diagram panah
b.Himpunan pasangan berurutan
{ (Via,permen) , (Via,coklat) , (Andre,coklat) , (Andre,es krim) , (Ita,es krim)}

c.       Diagram Cartesius
Langkah 2
ü    Siswa memahami apa itu fungsi melalui sebuah cerita ilustrasi.
Misalnya:
Nia, tuti, Adi, dan Iman mempunyai ukuran sepatu yang berbeda-beda yaitu:
Nia mempunyai ukuran sepatu 39
Tuti mempunyai ukuran sepatu 37
Adi mempunyai ukuran sepatu 38
Iman mempunyai ukuran sepatu 39

Dari contoh diatas didapat dua himpunan:
A = { Nia, tuti, Adi, Iman}
B = {37,38,39}

Dua himpunan tersebut memiliki hubungan atau relasi dimana setiap  anggota A memiliki tepat satu pasangan pada anggota B.
                                                                                                            ,
Jadi, suatu fungsi/pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah :
Suatu relasi khusus, sehingga setiap anggota himpunan A dipasangkan dengan tepat satu anggota himpunan B.

ü  Siswa mencoba menggambar diagram panah, diagaram cartesius dan pasangan berurutan dari cerita ilustrasi di atas.

  1. Diagram panah:
                                                                       
                             







b.      Diagram cartesius


        40
        39
        38
        37
 

       NIA    TUTI  ADI   IMAN

c.       Pasangan berurutan
{(Nia,39), (Tuti,37),(Adi,38),(Iman,39)}

ü  Siswa membedakan mana diagram panah yang merupakan fungsi atau bukan
Misalkan:
Manakah dari grafik Cartesius berikut yang merupakan pemetaan?









Dari gambar diatas yang merukan pemetaan adalah B dan C
Langkah 3

ü  Siswa menentukan domain, kodomain dan range dari cerita di atas
Himpunan A = { Nia, Tuti, Adi, Iman}, disebut daerah ­asal         
            atau  domain.
            Himpunan B = {37, 38, 39, 40}, di sebut daerah kawan  atau kodomain.
            {37, 38, 39} disebut daerah hasil atau range, yaitu
            himpunan B yang mempunyai kawan di himpunan A 

ü  Siswa bisa mengerjakan latihan yang diberikan guru

Langkah 4

ü  Siswa bisa merumuskan suatu fungsi melalui cerita ilustrasi.
Misalkan:
Jika suatu fungsi memetakan setiap x yang merupakan anggota himpunan A ke y yang merupakan anggota himpunan B maka fungi seperti ini dapat ditulis atau disajikan dalam bentuk sebagai berikut:

f : x → y atau f(x) = y

Langkah 5

ü  Siswa mengoperasikan notasi fungsi yang telah dipahami dari langkah sebelumnya
Mislkan:
Fungsi f : x 2x+ 1, jika x E { 1,2,3,4}, tentukanlah:
a.rumus fungsi
b. range
c.jika f(a) = 15, tentukan nilai a





Jawab:
a.  Rumus fungsi adalah f (x) = 2x + 1    
b.  f(1)=2.1+1=2+1=3
f(2)=2.2+1=4+1=5
f(3)=2.3+1=6+1=7
f(4)=2.4+1=8+1=9

maka range fungsi = {3,5,7,9}

  1. Bila f(a) = 15, maka f(x) = 2x + 1
f(a)=2a+1
15 =2a+1
2a=15-1
2a=14
nilai a = 7
maka  a = 7 



Student thinking

1.      Pada fungsi ada beberapa siswa yang bingung menentukan mana yang merupakan suatu funsi atau bukan
      Misal:
      Manakah dari diagram panah berikut yang merupakan pemetaan?

Oval: ♦  a
♦  b
♦  c
♦  dOval: 1 ♦

2 ♦

3 ♦







Ø  Ada siswa yang menjawab yang merupakan fungsi adalah d

      Karena dia mengira bahwa setiap anggota di A dan B harus mempunyai pasangan,    sedangkan pada gambar a, b, dan c anggota B nya ada yang tidak mempunyai pasangan.
Ø  Ada siswa yang menjawab yang merupakan fungsi adalah b
      Karena dia pikir gambar yang merupakan suatu fungsi mempunyai pasangan tepat        satu sesuai dengan urutannya seperti gambar b.

Ø  Ada siswa yang menjawab gambar yang merupakan fungsi adalah b dan c
      Sedangkan yang e bukan merupakan fungsi karena dia pikir gambar yang e setiap      anggota A mempunyai pasangan yang sama pada anggota B


2.            beberapa siswa ada yang sering tertukar antara kodomain dan range.
Karena terkadang pada suatu kasus nilai dari kodomain dan range sama dan bisa saja mereka hanya melihat satu contoh itu jadi mereka masih bingung yang mana kodomain dan yang range .sehingga terjadi salah persepsi antara kodomain dan range
         Misal



 




Domain  = { Nia, Tuti, Adi, Iman},
kodomain = {37, 38, 39}
            range = {37, 38, 39, 40}

3.  Seringkali siswa tidak memperhatikan tanda minus (-) pada fungsi saat ingin menentukan nilai fungsi.
Contoh:
Tentukan nilai f(-2)=.. dalam f(x)= x2-x+1
Jawab:
Siswa akan menjawab
f(x)= x2-x+1
f(-2)= (-2)2-2+1 = 3

mereka langsung memasukan nilai x kedalam persamaan tanpa memperhatika tanda minus di depan x.
Seharusnya f(-2)= (-2)2-(-2)+1 = 7

Read More..

Contextual Teaching and Learning


Contextual Teaching and Learning

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001)
Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual:
1) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
2) Kegiatan belajar dilakukan dalam  berbagai konteks
3) Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan  agar siswa dapat belajar mandiri.
4) Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
6) Menggunakan penilaian otentik

Menurut Johnson (dalam Nurhadi, 2002:14) terdapat delapan utama yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu
(1) melakukan hubungan yang bermakna, (2) mengerjakan pekerjaan yang berarti, (3) mengatur cara belajar sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir kritis dan kreatif, (6) mengasuh atau memelihara pribadi siswa, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan penilaian sebenarnya.

Nurhadi (2003:20) menyebutkan dalam kontekstual mempunyai sebelas karakteristik antara lain yaitu
(1) kerja sama, (2) saling menunjang, (3) menyenangkan, (4) belajar dengan bergairah, (5) pembelajaran terintegrasi, (6) menggunakan berbagai sumber, (7) siswa aktif, (8) sharing dengan teman, (9) siswa aktif, guru kreatif, (10) dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain, serta (11) laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

Priyatni (2002:2) menyatakan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dengan CTL memiliki karakteristik sebagai berikut.
(1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam
konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
(2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
(3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa melalui proses mengalami (learning by doing).
(4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (learning in a group).
(5) Kebersamaan, kerja sama saling memahami dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (learning to knot each other deeply).
(6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, kreatif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to York together).
(7) Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an enjoy activity).

Dengan menerapkan CTL tanpa disadari instruktur telah mengikuti tiga prinsip ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu : prinsip kesaling-bergantungan, prinsip diferensiasi dan prinsip pengaturan diri.
1.      Prinsip kesaling-bergantungan mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling berhubungan. Dalam CTL prinsip kesaling-bergantungan mengajak para pendidik untuk mengenali keterkaitan mereka dengan pendidik lainnya, dengan siswa-siswa, dengan masyarakat dan dengan lingkungan. Prinsip kesaling-bergantungan mengajak siswa untuk saling bekerjasama, saling mengutarakan pendapat, saling mendengarkan untuk menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Prinsipnya adalah menyatukan pengalaman-pengalaman dari masing-masing individu untuk mencapai standar akademik yang tinggi.
2. Prinsip diferensiasi merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman, perbedaan dan keunikan. Dalam CTL prinsip diferensiasi berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk selalu kreatif, berpikir kritis guna menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
3.  Prinsip pengaturan diri menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri. Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif, membuat pilihan, mengembangkan rencana, menganalisis informasi, menciptakan solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan diperoleh pengertian baru, pandangan baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan mereka dalam bertahan dan keterbatasan kemampuan.

Read More..